Jakarta Cmnsumsel.com, 31 Oktober 2025 — Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Silampari (GEMA SILAMPARI) menyatakan sikap menolak keras pembangunan tahap 1 gedung badminton Kota Lubuklinggau yang menelan anggaran hingga Rp 6,9 miliar dari APBD Kota Lubuklinggau.
Kami menilai proyek tersebut tidak rasional dan tidak berpihak kepada kebutuhan masyarakat, terlebih di tengah kondisi ekonomi daerah yang masih membutuhkan pemerataan pembangunan, peningkatan infrastruktur publik, serta kesejahteraan sosial masyarakat.
Dana sebesar 6,9 miliar rupiah merupakan uang rakyat yang dihimpun dari retribusi pedagang pasar, pajak rumah makan, dan kontribusi masyarakat lainnya.
Menggunakan anggaran sebesar itu untuk pembangunan lapangan badminton adalah tindakan yang tidak memiliki urgensi dan bertentangan dengan prinsip prioritas kebutuhan publik.
Koordinator Pusat GEMA SILAMPARI, Billy, menegaskan bahwa:
“6,9 miliar uang masyarakat Lubuklinggau yang dikumpulkan dari retribusi pedagang pasar dan pajak rumah makan malah digunakan untuk membangun lapangan badminton, itu GILA dan tidak rasional. Kurang lapangan olahraga apa lagi di Lubuklinggau?”
Kami mendesak Pemerintah Kota Lubuklinggau dan DPRD untuk:
1. Membatalkan atau meninjau ulang proyek pembangunan gedung badminton yang bernilai 6,9 miliar.
2. Mengalihkan anggaran tersebut untuk program yang lebih menyentuh kebutuhan rakyat, seperti perbaikan fasilitas umum, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil.
3. Menegakkan transparansi dan akuntabilitas APBD, agar tidak ada lagi proyek yang mengutamakan kepentingan tertentu di atas kepentingan masyarakat luas.
Gerakan Mahasiswa Silampari menegaskan komitmennya untuk terus mengawal dan mengawasi kebijakan pemerintah daerah Lubuklinggau, agar setiap rupiah dari uang rakyat digunakan secara tepat sasaran dan berkeadilan.
Gerakan Mahasiswa Silampari – Jakarta
#TolakKeras #SelamatkanAPBDLubuklinggau
