Lahat, Cmnsumsel.com – Di tengah tantangan menurunnya minat baca dan melemahnya tradisi berpikir kritis, Pustaka Serelo Nusantara hadir sebagai inisiatif literasi yang berangkat dari kearifan lokal dan diarahkan untuk memperkuat ruang pemikiran di tingkat nasional.
Nama Pustaka Serelo Nusantara memadukan gagasan literasi dan identitas. Kata pustaka dimaknai sebagai ruang pengelolaan pengetahuan dan pertukaran gagasan. Serelo merujuk pada Bukit Serelo, ikon geografis Kabupaten Lahat, yang merepresentasikan keteguhan nilai dan akar lokal. Sementara Nusantara menegaskan orientasi kebangsaan dan semangat keberagaman.
Identitas visual lembaga ini ditandai dengan siluet Bukit Serelo sebagai elemen utama logo. Warna hijau merepresentasikan keberlanjutan dan pertumbuhan, sedangkan garis gelombang biru melambangkan dinamika ilmu pengetahuan dan keterbukaan terhadap perubahan. Tipografi yang sederhana dan tegas dipilih untuk menegaskan karakter profesional serta kredibilitas kelembagaan.
Founder Pustaka Serelo Nusantara, Oktaria Saputra, menilai penguatan literasi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial dan budaya masyarakat.
“Literasi tidak boleh tercerabut dari akar lokalnya. Dari daerah, kita justru bisa membangun ruang pemikiran yang relevan secara nasional,” kata Oktaria.
Ia menambahkan, Pustaka Serelo Nusantara dirancang sebagai ruang kajian, diskusi, dan produksi pengetahuan yang melibatkan masyarakat, akademisi, serta generasi muda. Fokusnya tidak hanya pada budaya baca, tetapi juga pada penguatan nalar kritis dan kesadaran kebangsaan.
Dalam waktu dekat, lembaga ini akan mengembangkan program diskusi publik, penerbitan, serta kerja-kerja literasi berbasis komunitas yang menjangkau wilayah lokal hingga nasional.
Kehadiran Pustaka Serelo Nusantara menandai upaya memperluas ekosistem literasi dari daerah ke tingkat nasional, dengan menjadikan kearifan lokal sebagai fondasi utama pembangunan pengetahuan dan peradaban.

