Palembang, Cmnsumsel.Com -Aktivis Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ivan, kembali menggemparkan ruang publik dengan kritik pedasnya terhadap rendahnya tingkat kehadiran anggota DPRD Kabupaten PALI dalam rapat paripurna terbaru. Dari total 30 anggota dewan, hanya 16 orang yang hadir, sehingga rapat nyaris tidak memenuhi syarat kuorum.
“Lucu sekaligus memalukan. Gedungnya megah, kursinya empuk, tapi semangatnya kempes. Dari 30 orang wakil rakyat, cuma 16 yang datang. Kalau cuma buat absen aja nggak sanggup, ya sudah, biar saya saja yang jadi anggota DPRD! Minimal saya datang dan kerja sungguh-sungguh untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi,” sindir Ivan.
Ia menegaskan bahwa ini bukan pertama kalinya anggota DPRD Kabupaten PALI menunjukkan sikap malas-malasan menghadiri rapat paripurna. Menurutnya, perilaku seperti ini telah menjadi contoh buruk bagi wajah politik lokal dan menandakan bahwa sebagian wakil rakyat sudah kehilangan rasa tanggung jawab terhadap jabatan yang mereka emban.
“Ini bukan pertama kalinya mereka malas hadir. Ini sudah jadi kebiasaan buruk yang seolah dibiarkan. Bagaimana masyarakat bisa percaya kalau wakilnya sendiri tidak punya disiplin dan etika hadir di forum resmi negara? Ini preseden buruk bagi generasi muda dan citra lembaga DPRD PALI sendiri,” tegasnya.
Ivan menilai absennya hampir setengah anggota dewan merupakan bentuk pengabaian terhadap amanah rakyat. Ia juga menyoroti bahwa kehadiran dalam rapat bukan hanya formalitas, melainkan bagian dari tanggung jawab moral untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Kalau rakyat saja bisa datang ke TPS dengan panas-panasan demi memilih, masa wakilnya malah tak sanggup datang ke ruang ber-AC untuk rapat Jangan sampai rakyat berpikir DPRD itu cuma tempat cari gaji, bukan tempat kerja,” ujarnya dengan nada tajam.
Selain mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten PALI untuk bertindak tegas, Ivan juga menyoroti peran partai politik yang menaungi para anggota dewan tersebut. Menurutnya, partai politik tidak boleh cuci tangan atas perilaku kadernya di lembaga legislatif.
“Partai juga harus berani bersikap. Kalau kadernya malas hadir dan mencoreng nama baik partai, beri sanksi tegas! Jangan hanya aktif saat masa pemilu, tapi diam ketika wakilnya lalai menjalankan tugas rakyat. Kedisiplinan dan etika publik harus dimulai dari internal partai,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Ivan menegaskan harapan agar seluruh anggota DPRD Pali dan partai politik yang menaungi mereka benar benar introspeksi diri dan kembali memahami makna dari amanah rakyat.
“Jangan biarkan gedung paripurna hanya diisi kursi kosong dan janji kosong. Kalau memang tak mampu hadir dan menjalankan tugas, lebih baik mundur saja. Biar rakyat yang serius dan punya nurani menggantikan. Kalau perlu, saya siap” tutupnya tegas.


